LAPORAN KULIAH KERJA
LAPANGAN
TAKSONOMI
TUMBUHAN TINGGI
DI KEBUN RAYA PURWODADI
Disusun
oleh :
Kelompok
1. Mas
Khoirud Darojat (10620012)
2. Sahla Silatur Rohmi (10620041)
3.
Isrovievie Vinolia (10620063)
4.Farhan
Alfiansyah (10620099)
5.Nurul
Khotimah (10620068)
6. Zaimatul Khoiroh (10620072)
7.Erika
Diana Risanti
(10620058)
8. Deni Hidayat Ahmadi (10620046)
Asisten
Pembimbing : Nawa Vila
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Tumbuhan yang ada di dunia
sangat beraneka ragam, mulai dari tumbuhan yang tingkat rendah sampai tumbuhan
tingkat tinggi yang mempunyai karakteristik yang beraneka ragam baik bentuk, struktur, morfologi dan anatominya. Berdasarkan
keanekaragaman yang telah disebutkan diatas ada juga keanekaragaman seperti
habitat, habitus, lama tumbuh, dan ukuran yang bervariasi maka manusia
mengelompokkan dan memberi nama tumbuhan berdasarkan tujuannya.Pengelompokkan
dan pengidentifikasian tumbuhan pada saat ini dikenal dengan taksonomi.
Taksonomi Tumbuhan Tinggi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang identifikasi, tatanama dan klasifikasi
pada tumbuhan tingkat tinggi.Taksonomi penting untuk dipelajari karena dengan taksonomi
lebih mudah untuk menyederhanakan obyek yang dihadapi dan juga lebih mudah untuk dipelajari dan dikaji oleh
para peneliti.
Kegiatan kerja lapangan untuk matakuliah taksonomi tumbuhan tinggi
sangat penting dilaksanakan,karna mata kuliyah ini tidak cukup hanya dengan
teori didalam kelas tetapi sangat membutuhkan untuk langsung terjun
kelapangan,melihat dan mengamati secara langsung tumbuhan yang sedang
dipelajari.
Pengamatan tumbuhan di kebun raya purwodadi perlu dilaksanakan untuk
mengenal lebih dalam tentang materi matakuliah taksonomi tumbuhan tinggi dan sebagai pelajar agar bisa mengetahui
secara langsung tumbuhan yang sedang di pelajari.
B. TUJUAN
- Mengetahui tata cara pembuatan, penyimpanan, dan pendataan koleksi herbarium di Kebun Raya.
- Mengetahui keanekaragaman tumbuhan tingkat tinggi di Kebun Raya Mengadakan pengamatan terhadap spesies untuk mengetahui ciri khusus/karakteristik dari masing-masing spesies.
C. MANFAAT
1.
Mengetahui
tumbuhan-tumbuhan yang menjadi koleksi kebun raya purwodadi
2.
Mengetahui
perbedaan konservasi eksitu dan insitu
3.
Mengetahui
cara pembuatan herbarium
4.
Dapat
mengetahiu pemanfaatan tanaman sebagai bagian dari kebudayaan melalui
etnobaotani
5.
mengetahui
karakteristik dari masing-masing spesies sehingga dapat mengkarakteristikannya
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Iklim khatulistiwa, juga dikenal
sebagai iklim hutan hujan tropis, adalah sejenis iklim tropis yang tidak
mengalami musim kering, yaitu semua 12 bulan dalam setahun mencatat nilai
presipitasi minimal setidaknya 60 mm (2.36 inci). Iklim
khatulistiwa bukan seperti musim panas dan dingin yang signifikan, sebaliknya
bercuaca panas dan lembab sepanjang tahun dengan hujan lebat yang turun pada
waktu sore hampir setiap hari. Panjang waktu siangnya hampir sama setiap hari,
meskipun perbedaan suhu rata-rata antara siang dan malam jauh lebih signifikan
dibandingkan perbedaan suhu rata-rata antara "musim panas" dan
"musim dingin".
Iklim khatulistiwa biasanya ditemukan di garis lintang antara lima derajat di Utara dan Selatan dari khatulistiwa yang didominasi oleh Zona Pertemuan Antartropika. Namun demikian, di tempat lain adanya juga mikroiklim tropis, apalagi bukan semua tempat di sepanjang kawasan khatulistiwa beriklim khatulistiwa (lihat juga zona kering khatulistiwa)
Iklim khatulistiwa biasanya ditemukan di garis lintang antara lima derajat di Utara dan Selatan dari khatulistiwa yang didominasi oleh Zona Pertemuan Antartropika. Namun demikian, di tempat lain adanya juga mikroiklim tropis, apalagi bukan semua tempat di sepanjang kawasan khatulistiwa beriklim khatulistiwa (lihat juga zona kering khatulistiwa)
.
Hutan Hujan Tropis adalah suatu masyarakat kompleks merupakan tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Dalam buku ini istilah kanopi hutan digunakan sebagai suatu yang umum untuk menjelaskan masyarakat tumbuhan keseluruhan di atas bumi. Di dalam kanopi iklim micro berbeda dengan diluarnya; cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Banyak dari pohon yang lebih kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di atas bentuk pohon dan dalam iklim mikro dari cakupan pertumbuhan kanopi dari berbagai jenis tumbuhan lain: pemanjat, epiphytes, mencekik, tanaman benalu, dan saprophytes.
Hutan Hujan Tropis adalah suatu masyarakat kompleks merupakan tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Dalam buku ini istilah kanopi hutan digunakan sebagai suatu yang umum untuk menjelaskan masyarakat tumbuhan keseluruhan di atas bumi. Di dalam kanopi iklim micro berbeda dengan diluarnya; cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Banyak dari pohon yang lebih kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di atas bentuk pohon dan dalam iklim mikro dari cakupan pertumbuhan kanopi dari berbagai jenis tumbuhan lain: pemanjat, epiphytes, mencekik, tanaman benalu, dan saprophytes.
Pohon
dan kebanyakan dari tumbuhan lain berakar pada tanah dan menyerap unsur hara
dan air. Daun-Daun yang gugur, Ranting, Cabang, dan bagian lain yang tersedia;
makanan untuk sejumlah inang hewan invertebrata, yang penting seperti rayap,
juga untuk jamur dan bakteri. Unsur hara dikembalikan ke tanah lewat pembusukan
dari bagian yang jatuh dan dengan pencucian dari daun-daun oleh air hujan. Ini
merupakan ciri hutan hujan tropis yang kebanyakan dari gudang unsur hara total
ada dalam tumbuhan; secara relatif kecil di simpan dalam tanah.
Iklim khatulistiwa dilambangkan oleh Af menurut sistem klasifikasi iklim Köppen. Hutan hujan tropis merupakan tanaman alami di wilayah khatulistiwa.
Iklim khatulistiwa dilambangkan oleh Af menurut sistem klasifikasi iklim Köppen. Hutan hujan tropis merupakan tanaman alami di wilayah khatulistiwa.
Jenis tumbuhan penyusun hutan hujan tropis sangat beragam, dalam 1 ha bisa ditemui 100 spesies tumbuhan. Dari sekian banyak jenis yang ada baru sebagian kecil yang dikenali dan diketahui manfaatnya. Keanekaragaman ini tidak terjadi pada flora saja tetapi fauna penyusunnya juga beranekaragam. Ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi akan mempunyai stabilitas ekosistem yang mantap.Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
- Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar
matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, didaerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, didaerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
Hutan
tropis memiliki tanaman yang khas, yang memiliki ciri-ciri tertentu, hamper
semua yang berhabitat di daerah tropis memiliki batang yang tinggi, keras, dan
akar yang mencekam dalam ke tanah,terdapat banyak tumbuhan dari family-famili
yang berbeda yang berhabitat di daerah tropis, diantaranya: family moraceae,
palmaceae, Spermathophyta, Musaceae, Pandanaceae, namun ada juga
yang jenis tumbuhan yang bersifat epifit, epifit
adalah semua tumbuh-tumbuhan yang menempel dan tumbuh di atas tanaman lain
untuk mendapatkan sinar matahari dan air. Akan
tetapi epifit bukanlah parasit. Epifit bahkan menyediakan tempat tumbuh bagi
hewanhewan tertentu seperti semut-semut pohon dan memainkan peranan penting
dalam ekosistem hutan. Sebagian besar tanaman ini (seperti lumut, ganggang,
anggrek, dan paku-pakuan) tingkat hidupnya rendah dan bahkan lebih senang hidup
di atas tumbuhtumbuhan lain daripada tumbuh sendiri.Tumbuhan yang bersifat
epifit, kebanyakan di dominasi oleh tumbuhan dari jenis paku-pakuan,
(a) HUJAN TROPIS ::.
Hutan Hujan Tropis adalah
suatu masyarakat kompleks merupakan tempat yang menyediakan pohon dari berbagai
ukuran. Dalam buku ini istilah kanopi hutan digunakan sebagai suatu yang umum
untuk menjelaskan masyarakat tumbuhan keseluruhan di atas bumi. Di dalam kanopi
iklim micro berbeda dengan diluarnya; cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat
tinggi, dan temperatur lebih rendah. Banyak dari pohon yang lebih kecil
berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar di dalam iklim mikro inilah
terjadi pertumbuhan. Di atas bentuk pohon dan dalam iklim mikro dari cakupan
pertumbuhan kanopi dari berbagai jenis tumbuhan lain: pemanjat, epiphytes,
mencekik, tanaman benalu, dan saprophytes.
Pohon dan kebanyakan dari
tumbuhan lain berakar pada tanah dan menyerap unsur hara dan air. Daun-Daun
yang gugur, Ranting, Cabang, dan bagian lain yang tersedia; makanan untuk
sejumlah inang hewan invertebrata, yang penting seperti rayap, juga untuk jamur
dan bakteri. Unsur hara dikembalikan ke tanah lewat pembusukan dari bagian yang
jatuh dan dengan pencucian dari daun-daun oleh air hujan. Ini merupakan ciri
hutan hujan tropis yang kebanyakan dari gudang unsur hara total ada dalam
tumbuhan; secara relatif kecil di simpan dalam tanah.
Di dalam kanopi hutan,
terutama di hutan dataran rendah, disana hidup binatang dengan cakupan luas,
hewan veterbrata dan invertebrata, beberapa yang makan bagian tumbuhan, yang
memakan hewan. Hubungan timbal balik kompleks ada antara tumbuhan dan binatang,
sebagai contoh, dalam hubungan dengan penyerbukan bunga dan penyebaran biji.
Beberapa tumbuhan, yang disebut myrmecophytes, menyediakan tempat perlindungan
untuk semut di dalam organ yang dimodifikasi. Banyak tumbuhan, menghasilkan
bahan-kimia yang berbisa bagi banyak serangga dan cara ini untuk perlindungan
diri dari pemangsaan.
Keseluruhan masyarakat
organik dan lingkungan phisik dan kimianya bersama-sama menyusun dasar
ekosistem pada hutan hujan tropis. Jika bagian dari hutan menjadi rusak,
tumbuhan (dan satwa) terbukanya gap, yang lain menyerbu dengan persaingan; ada
suatu suksesi sekunder dari komunitas tumbuhan seral, hingga dengan cepat suatu
masyarakat yang serupa menjadi asli seperti semula. Ini disebut “Klimaks”.
Pada permukaan tanah terbuka, contohnya, terjadi pada 1963 oleh letusan Gunung
Agong di Bali, suatu suksesi primer, atau prisere, terjadi juga hingga Klimaks.
2. Synusiae
Suatu synusia adalah suatu kelompok tumbuhan dari bentuk
hidup yang serupa mengisi relung yang sama dan berperan serupa di dalam
komunitas dimana bentuknya terpisah (Richards 1952); Ini merupakan suatu bentuk
hidup komunitas terpisah.
Synusiae menyediakan suatu bahan untuk
menganalisa masyarakat tumbuhan yang kompleks. Richards (1952) telah
memperkenalkan suatu penggolongan yang praktis untuk synusiae hutan hujan
tropis:
A. Tumbuhan Autotrophic (dengan butir hijau daun)
A. Tumbuhan Autotrophic (dengan butir hijau daun)
1. Tumbuhan Independent Mekanis
(a) pohon dan treelets;
( b) herba.
( b) herba.
2. Tumbuhan Dependent Mekanis
(a) pemanjat;
( b) para pencekik;
( c) epiphytes ( termasuk semi-parasitic epiphytes).
( b) para pencekik;
( c) epiphytes ( termasuk semi-parasitic epiphytes).
1. Saprophytes.
2. Parasites.
3. Siklus Pertumbuhan Hutan
Pohon ada yang mati dan secepatnya mati
disebabkan umur yang tua, biasanya dari ujung cabang memutar kembali kepada
tajuk, sedemikian sehingga spesimen hampir mati tua (`overmature' di dalam
bahasa rimbawan) adalah ‘‘stagheaded'', dengan dahan lebat yang
diarahkan oleh hilangnya anggota yang semakin langsing; lubang biasanya
berongga pada tingkat ini. Gugur tajuk ke bawah adalah bagiannya, dan
secepatnya batang dan musim gugur potongan dahan sisanya, sering menyurut oleh
suatu hembusan keras badai yang diawali dengan angin. Alternatif batang
terpisah sebagai kolom berdiri. Banyak pohon tidak pernah menjangkau tingkat
lanjut seperti itu tetapi diserang mati oleh kilat atau turun satu demi satu
atau di dalam kelompok pada kedewasaan utama mereka atau lebih awal. Rimbawan
mencoba untuk memanen suatu pohon baik sebelum umur tua hampir matinya.
Kematian
dari suatu pohon individu atau suatu kelompok menghasilkan suatu gap didalam
kanopi hutan yang memungkinkan pohon lain tumbuh. Ini pada gilirannya
menjangkau kedewasaan dan barangkali senescence; kemudian mati. Kanopi Hutan,
secara terus menerus mengganti pohon tumbuh dan mati. Ini merupakan suatu
kesatuan hidup dalam keadaan keseimbangan dinamis. Itu menyenangkan untuk
diteliti pertumbuhan ini siklus kanopi ke dalam tiga fasa: tahap gap, membangun
tahap, dan tahap dewasa ( cf. Watt 1947).
Tingkat dan pengaturan dari tahap ini berbeda dari hutan ke hutan, sebagian besar berbeda sebab faktor yang menyebabkan kematian. Di Hutan Hujan Dipterocarpaceae selalu hijau pada Malaya Tengah, suatu daerah dimana gap kecil merupakan hal yang biasa terjadi.
Jumlah materi tumbuhan baru memproduksi per unit area per unit waktu, yang dapat disebut netto produktivitas primer hutan, berbeda antara tiap tahapan. Tahap gap yang rendah, meningkat ke suatu maksimum di dalam tahap pertumbuhan, dan merosot sepanjang tahap dewasa ( cf. Watt 1947).
Tingkat dan pengaturan dari tahap ini berbeda dari hutan ke hutan, sebagian besar berbeda sebab faktor yang menyebabkan kematian. Di Hutan Hujan Dipterocarpaceae selalu hijau pada Malaya Tengah, suatu daerah dimana gap kecil merupakan hal yang biasa terjadi.
Jumlah materi tumbuhan baru memproduksi per unit area per unit waktu, yang dapat disebut netto produktivitas primer hutan, berbeda antara tiap tahapan. Tahap gap yang rendah, meningkat ke suatu maksimum di dalam tahap pertumbuhan, dan merosot sepanjang tahap dewasa ( cf. Watt 1947).
4. Stratifikasi
Hutan sering dianggap
menjadi lapisan atau strata dan formasi hutan berbeda untuk mendapatkan jumlah
strata berbeda & Strata ( Lapisan, atau tingkat) sering mudah dilihat dalam
hutan atau pada suatu diagram profil, tetapi kadang tidak dapat.
Mungkin pemakaian umum istilah stratifikasi untuk mengacu pada lapisan total tingginya pohon, yang kadang-kadang diambil seperti lapisan tajuk pohon. Pandangan yang klasik lapisan pohon yang selalu hijau dataran rendah tropis hutan hujan adalah bahwa ada lima strata, A-E. Lapisan A merupakan lapisan paling tinggi pohon yang paling besar yang biasanya berdiri seperti terisola si atau kelompok yang muncul kepala dan bahu, di atas berlanjut lapisan B, kanopi yang utama. Di bawah B adalah suatu tingkat pohon lebih rendah, Lapisan C ditunjukan bergabung dalam B kecuali pada dua poin-poin dekat akhir. Lapisan D adalah berhutan treelets dan lapisan E forest-floor tumbuh-tumbuhan herba dan semaian bibit kecil. Bersama-Sama ini lima lapisan menjadi anggota synusiae dari tumbuhan autotrophic independent mekanis. Dihubungkan dengan Lapisan struktural ini, sering kasus yang di dalam strata yang lebih rendah tajuk pohon kebanyakan lebih tinggi dari lebar, dan sebaliknya.
Mungkin pemakaian umum istilah stratifikasi untuk mengacu pada lapisan total tingginya pohon, yang kadang-kadang diambil seperti lapisan tajuk pohon. Pandangan yang klasik lapisan pohon yang selalu hijau dataran rendah tropis hutan hujan adalah bahwa ada lima strata, A-E. Lapisan A merupakan lapisan paling tinggi pohon yang paling besar yang biasanya berdiri seperti terisola si atau kelompok yang muncul kepala dan bahu, di atas berlanjut lapisan B, kanopi yang utama. Di bawah B adalah suatu tingkat pohon lebih rendah, Lapisan C ditunjukan bergabung dalam B kecuali pada dua poin-poin dekat akhir. Lapisan D adalah berhutan treelets dan lapisan E forest-floor tumbuh-tumbuhan herba dan semaian bibit kecil. Bersama-Sama ini lima lapisan menjadi anggota synusiae dari tumbuhan autotrophic independent mekanis. Dihubungkan dengan Lapisan struktural ini, sering kasus yang di dalam strata yang lebih rendah tajuk pohon kebanyakan lebih tinggi dari lebar, dan sebaliknya.
Konsep struktural lapisan kelihatan
hilang pada alam yang dinamis dari kanopi hutan hujan, kenyataannya yang tumbuh
dalam ditambah sejak semula. Penambalan pada berbagai ukuran adalah tahap
beragam siklum pertumbuhan hutan.
Lapisan bentuk tajuk berhubungan dengan
pertumbuhan pohon. Pohon muda masih bertumbuh tingginya lingkar hampir selalu
monopodial, dengan batang tunggal (ada beberapa perkecualian, sebagai contoh Alstonia),
dan tajuk pada umumnya sempit dan jangkung. Pohon Dewasa kebanyakan jenis
adalah sympodial, tanpa batang pusat tunggal, dan beberapa dahan melanjut untuk
tumbuh menambah lebar tajuk setelah dewasa tingginya telah dicapai; paling pada
umumnya, sympodial tajuk lebih luas dibanding mereka adalah dalam, terus
meningkat sangat dengan meningkatnya umur pohon. Pohon lebih pendek belum
dewasa dibanding yang tinggi. Lapisan bentuk tajuk begitu sangat diharapkan.
Pertumbuhan Tinggi kebanyakan jenis
pohon menjadi sempurna ketika hanya antara sepertiga dan setengah mencapai
lubang diameter akhir. Diikuti daun-daunan akan cenderung untuk dipusatkan
berlapis-lapis di mana suatu jenis atau suatu kelompok jenis dari dewasa serupa
tingginya mendominasi suatu posisi, sebagai contoh, di dalam hutan dipterocarp.
Lapisan struktural kadang-kadang kelihatan
pada diagram profil atau di dalam hutan dan jumlah dan tingginya lapisan akan
tergantung pada tahap atau mewakili tahap siklus pertumbuhan. Tiga lapisan
pohon di dalam pohon hutan hujan tropis yang selalu hijau dataran rendah adalah
suatu yang abstrak menyenangkan menghadirkan status yang umum bangunan dan
tahap dewasa mempertimbangkan bersama-sama. Tetapi pengambilan data dari suatu
area tanpa memperhatikan langkah-langkah yang phasic akan pada umumnya
mengaburkan keberadaan lapisan, kecuali Hutan dengan sedikit jenis atau
kelompok yang mendewasakan pada kemuliaan berbeda.
Penggunaan lain dari konsep
stratifikasi pada ketinggian dimana jenis pohon tertentu atau bahkan
keluarga-keluarga biasanya dewasa. Sebagai contoh, di Malaya muncul atau yang
paling atas lak terdiri kebanyakan kelompok Dipterocarpaceae dan Leguminosae.
Tentang Dipterocarpaceae, Dipterocarpus, Dryobalanops, dan Shorea
menyediakan banyak yang muncul dan sebagai pembanding Hopea dan Vatica pohon
yang kecil yang B dan C lapisan. Hanya sedikit dari 53 jenis Leguminosae Pohon
didalam Malaya adalah umum seperti muncul, terutama jenis Dialium, Koompassia,
dan Sindora ( Whitmore 1972d). Hutan hujan dataran rendah selalu hijau Dipterocarp
pada umumnya puncak kanopi pada 45 m, dan umumnya pohon individu mencapai
tinggi 60 m. Pohon paling tinggi dicatat adalah Kompassia Excelsa (
80'72 m Malaya, 83'82 m. Sarawak; Gambar. 4.2, p. 54) dan Dryobalanops
aromatica 67'1 m ( Foxworthy 1926). Timur Pilipina dipterocarps
hanya di tempat penting dan kanopi lebih rendah, sebagai contoh, Vitex cofassus
Pometia pinnata di dalam Hutan dataran rendah Bougainville pada umumnya 30- 35
m tinggi dengan muncul tersebar sampai 39 m ( Heyligers 1967).
Burseraceae dan Sapotaceae berlimpah-limpah
pada lapisan kanopi utama di barat Malesia dan lapisan puncak kanopi di timur
Malesia. Pada daerah yang luas ini tingkat umumnya dikatakan lapisan C atau
lapisan pohon bawah berisi kebanyakan jenis dua famili pohon paling besar, Euphorbiaceae
dan Rubiaceae, dan banyak Annonaceae, Lauraceae, dan Myristicaceae,
di antara yang lain.
Pohon yang mencapai puncak kanopi
terlihat ke atmospir eksternal, sangat trerisolasi, temperatur tinggi, dan
pergerakan angin harus dipertimbangkan, dan harus yang sesuai diadaptasikan
secara fisiologis. Di dalam kanopi microclimate sungguh berbeda, seperti telah
digambarkan di pendahuluan pada bab ini dan dilanjutkan yang berikutnya.
Mengikutinya mungkin salah satu yang dikenali dari dua kelompok yang berbeda
jenis, menyesuaikan untuk diatur dua kondisi-kondisi ini; dan menarik seluruh
jenis itu, atau bahkan seluruh familinya, memanfaatkan satu situasi atau yang
lain. Jenis yang tumbuh dibawah naungan tetapi mencapai puncak dari kanopi pada
tingkat dewasa dengan hidup di dua lingkungan sangat berbeda pada tahap berbeda
dalam hidup, dan mungkin berubah secara fisiologis, meskipun demikian data
eksperimen masih sebagian besar kekurangan.
5. Bentuk Pohon
Pohon
adalah bentuk hidup yang utama pada hutan hujan. Bahkan tumbuhan bawah sebagian
besar terdiri dari tambuhan berkayu bergentuk pohon berhutan; semak belukar
yang terlihat jarang, meskipun demikian lapisan D sering dengan bebas disebut
“lapisan semak belukar”
Tajuk
Aspek
yang paling penting dari bentuk pohon untuk rimbawan yang disebut dalam bagian
yang sebelumnya, adalah perbedaan antara konstruksi tajuk monopodial dan
sympodial. Kebanyakan jenis berubah ke bentuk tajuk sympodial ketika mereka
dewasa tetapi beberapa mempertahankan bentuk tajuk monopodial sepanjang seluruh
hidup, sebagai contoh, semua Annonaceae dan Myristicaceae di hutan tropis timur
jauh, ini umum terjadi di antara jenis pohon kecil berkembang di dalam kanopi.
Rimbawan tertarik dengan volume kayu yang meningkat per area, dan pohon-pohon
monopodial dengan karakteristik tajuk yang sempit, merupakan subyek yang lebih
baik dalam penanaman dibandingkan jenis sympodial. Ini merupakan salah satu
alasan mengapa conifer yang akan ditanam pada tropika basah yang memiliki daya
tarik lebih untuk diperhatikan, khusunya Pinus spp tropis, dan Araucaria
dan mengapa Shorea spp dari kelompok Dipterocarpaceae kayu Meranti Merah
Terang dan jenis cepat tumbuh lainnya, jenis yang memerlukan cahaya, jenis kayu
keras asli setempat, seperti Albizia falcata, Campnosperma, Endospernum dan Octomeles,
memiliki perhatian yang terbatas.
Tajuk
pohon memiliki konstruksi yang tepat. Faktor utama yang menentukan bentuk tajuk
adalah pertumbuhan apical versus lateral, meristem radial simetrik versus
bilateral simetrik, berselang–seling dan berirama versus pertumbuhan berlanjut
dari tunas dan daun atau bunga. Kombinasi faktor-faktor ini hanya memberikan
pembatasan jumlah total dari model yang mungkin dari konstruksi tajuk.
Arsitektur pohon tidak berkorelasi baik dengan taksonomi, beberapa famili kaya
akan model, contohnya Euphorbiaceae dan yang lain miskin, contohnya Myristicaceae.
Batang
Pohon
Untuk
mengamati bentuk batang pohon di atas lantai hutan selalu lebih kurang seperti
tiang, sedikitnya sampai bagian yang paling rendah, dan ia merasakan
seolah-olah di dalam suatu katedral beratap hijau. Sesungguhnya ada beberapa
yang pada umumnya dapat dibandingkan dengan lilin yang kecil, dapat dilihat
pada pohon yang di tebang dan kelebihannya harus dibuat ketika membuat tabel
volume untuk tujuan kehutanan.
Banir.
Tinggi
Banir, menyebar, bentuk permukaan dan ketebalan biasanya tetap di dalam suatu
jenis dan oleh karena itu, seperti bentuk tajuk penunjang adalah penuntun untuk
identifikasi hutan. Ada sedikit bukti yang ganjil untuk menilai kebenaran atau
jika tidak menyangkut penyamarataan yang umum bahwa pohon dengan akar ketukan
dalam tidak membentuk penunjang, dan sebaliknya.
Kulit
Batang
Sesuatu
kekeliruan umum bahwa semua atau sebagian pohon hutan memiliki kulit batang
yang pucat, tipis dan licin. Ini jauh dari kenyataan, hutan hujan kaya dengan
warna dan bayangan dari hitam (Dyospiros) sampai putih (Tristania),
sampai warna coklat terang (Eugenia). Kecuali batang-batang pohon yang
mengarah keluar iklim mikro hutan, seperti pohon yang dalam proses terisolasi
dan pada pinggiran hutan, memiliki warna yang seragam yaitu abu-abu pucat.
Sapihan dan tiang yang kecil memiliki kulit batang yang tipis dan lembut.
Batang pohon dengan diameter di atas 0.9 m memperlihatkan suatu keaneka ragaman
bentuk permukaan, secara kasar seperti bercelah, bersisik, atau “dippled”, dan
beberapa licin. Setelah daun, karakteristik permukaan kulit batang dan
penampilannya menjadi bantuan yang paling utama ke pengenalan jenis hutan dan
mungkin punya arti untuk taksonomi. Beberapa famili homogen kulit batangnya dan
yang lain menunjukkan pola gamut.
Bunga
Biasanya
bunga berkembang berhubungan dengan batang (Cauliflory) atau cabang (ramiflory)
bervariasi antara formasi hutan hujan tropis yang berbeda. Cauliflory
adalah paling umum di hutan hujan tropis dataran rendah yang selalu hijau dan
berkurang sehubungan dengan pertambahan tinggi tempat.
Akar
Suatu
Pertumbuhan, memperbaharui minat akan sistem akar pohon hutan hujan tropis
dengan pengembangan studi dalam produktivitas dan siklus hara.. Seperti
kebanyakan kasus, kebanyakan akar ditengah hutan hujan ditemukan sampai pada
0.3 m atau kira-kira pada tanah. Banyak pohon yang sistem perakarannya dangkal
dengan tidak menembus terlalu dalam semuanya. Beberapa, mungkin sedikit,
mempunyai akar ketukan dalam, tetapi oleh karena; berhubungan dengan berbagai
kesulitan dalam pelaksanaannya maka sistem perakaran sangat sedikit dipelajari.
Nye dan Greenland (1960) sudah memberi perhatian pada peran penting akar secara
relatif , beberapa menembus ke kedalaman tertentu untuk mengambil hara mineral dari
pelapukan partikel batuan atau horizon alluvial, di samping peran mereka sebagi
penstabil dan jangkar. Sesungguhnya sangat sukar untuk mengetahui akar mana
yang sangat bagus dan merupakan ciri hidup mereka. Komponen ini kemudian
biasanya diremehkan, meskipun demikian esuatu yang sangat substansial dalah
menegtahui jumlah biomassa akar. Biomassa akar merupakan urutan kesepuluh dari
total biomassa dari dua hutan yang dipelajari. Hal ini merupakan alasan yang
dapat dipercaya menagapa akar terkonsentarsi di permukaan karena hara inorganik
terbentuk di sana sebagai hasil dekomposisi sisa-sisa bagian tumbuhan yang
jatuh dan hewan yang mati.
6.
Epifit, pemanjat dan pencekik
Epifit
dan pemanjat dibuat stratifikasi. Di dalam masing-masing synusia dua kelompok
utama dapat dikenali, suatu photophytic atau kelompok yang memerlukan matahari
, menyesuaikan diri secara morfologi maupun fisiologi dengan iklim mikro dari
kanopi hutan, dan skiophytic atau kelompok yang memerlukan keteduhan,
menyesuaikan diri dengan daerah yang lebih dingin, lebih gelap dan lebih lembab
pada iklim mikro dari kanopi hutan, meskipun demikian perbdaan ini tidak pernah
absolut.
Epifit
Epifit tajuk pohon seperti kebanyakan anggrek
dan Ericaceae. Dalam hutan hujan
tropika banyak tumbuh golongan epifit yang jumlahnya kurang lebih 10% dari
pohon-pohon dalam hutan hujan (Richards, 1952). Epifit adalah semua tumbuh-tumbuhan
yang menempel dan tumbuh di atas tanaman lain untuk mendapatkan sinar matahari
dan air. Akan tetapi epifit bukanlah parasit. Epifit bahkan menyediakan tempat
tumbuh bagi hewanhewan tertentu seperti semut-semut pohon dan memainkan
peranan penting dalam ekosistem hutan. Sebagian besar tanaman ini (seperti
lumut, ganggang, anggrek, dan paku-pakuan) tingkat hidupnya rendah dan bahkan
lebih senang hidup di atas tumbuhtumbuhan lain daripada tumbuh sendiri.
Pemanjat
Banyak pemanjat yang menjangkau puncak kanopi
mempunyai bentuk tajuk, dan sering juga ukuran, dari tajuk pohon. Pemanjat
biasanya dengan bebas menggantung pada batang pohon, dan dapat berubah menjadi
pemanjat berkayu besar. Mereka diwakili oleh banyak famili tumbuhan. Semua
kecuali dua jenis dicurigai Gymnosperm Gnetum adalah pemanjat berkayu
besar. Di antara pemanjat berkayu besar yang paling umum adalah Annonaceae.
Palm yang menjadi pemanjat, rotan, adalah kelas penting lainnya dari pemanjat
berkayu besar yang merupakan corak hutan hujan.
Pemanjat berkayu paling besar adalah photophytes
dan tumbuh prolifically di dalam pembukaan hutan dan pinggiran hutan,
menimbulkan dongeng yang populer rimba raya tebal yang tak dapat tembus. Mereka
bertumbuh dalam gap dan tumbuh dengan tajuk pada pohon muda, maka akan ikut
dengan bertumbuh tingginya penggantian kanopi. Mereka juga bertumbuh setelah
operasi penebangan dan boleh membuktikan suatu rintangan serius kepada
pertumbuhan suatu hutan
Pencekik
Para
pencekik adalah tumbuhan yang memulai hidupnya sebagai epifit dan menurunkan
akar ke tanah dan meningkat dalam jumlah dan ukuran dan bertahan di bawah
tekanan dan akhirnya dapat membungkus pohon yang menjadi tuannya sehingga
sering pohon itu kemudian mati. Contoh pencekik adalah Schefflera, Fagraea,
Timonius, Spondias dan Wightia.
D. Herbarium
Herbarium adalah koleksi referensi suatu jenis tumbuhan yang dapat
merepresentasikan morfologi tumbuhan
yang meliputi batang, daun, bunga, dan buah.
Pembuatan herbarium dapat dilakukan dalam keadaan kering maupun basah.Herbarium
basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi
dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Sedangkan herbarium kering adalah
awetan yang dibuat dengan cara pengeeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri
morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat
determinasi selanjutnya.
Dalam
botani, herbarium kadang-kadang dikenal dengan istilah herbar inggris –
adalah koleksi spesimen tanaman diawetkan. Spesimen ini mungkin seluruh tanaman
atau bagian tanaman: ini biasanya akan berada dalam bentuk kering, dipasang
pada selembar kertas, tetapi tergantung pada materi juga dapat disimpan dalam
alkohol atau pengawet lainnya. Istilah yang sama sering digunakan dalam
mikologi untuk menggambarkan koleksi setara dengan jamur diawetkan, atau dikenal
sebagai sebuah fungarium.Istilah ini juga dapat merujuk pada bangunan di mana
spesimen disimpan, atau lembaga ilmiah yang tidak hanya menyimpan tetapi
meneliti ini spesimen. Spesimen yang di herbarium sering digunakan sebagai
bahan referensi dalam menggambarkan takson tanaman, beberapa spesimen mungkin
jenis.Xylarium adalah spesimen herbarium yang mengkhususkan diri dalam kayu.
Sebuah hortorium (seperti di Liberty Hyde Bailey Hortorium) adalah salah satu
yang mengkhususkan diri dalam spesimen pengawetan dan pembudidayaan tanaman.
Langkah
pembuatan herbarium di lapangan diawali dengan pemberian label, kemudian
dibungkus koran dan dimasukkan plastik kedap udara,
lalu ditambahkan alkohol 70%. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan
herbarium di laboratorium yang diawali dengan penggantian koran. Setelah itu dioven pada suhu 60 °C selama 2-7 hari,
kemudian dimasukkan ke lemari pendingin -20 °C selama 1-2 minggu. Setelah
itu baru disusun dalam kertas herbarium yang berukuran sekitar 30X40cm, pemberian label, dan disimpan
dalam Ruang Koleksi Herbarium. Langkah ini kemudian diakhiri dengan
identifikasi, yaitu pencocokan koleksi di Herbarium Nasional/internasional dan
dibandingkan dengan spesimen tipe atau publikasi pertama, kemudian membuat referensi.
Untuk
menjaga bentuk dan warna, tanaman dikumpulkan di lapangan tersebar rata pada
lembar kertas dan dikeringkan, biasanya dalam menekan tanaman, antara tinta
atau kertas penyerap. Spesimen, yang selanjutnya dipasang pada lembaran kertas
putih kaku, diberi label dengan semua data penting, seperti tanggal dan tempat
ditemukan, deskripsi tanaman, ketinggian, dan kondisi habitat khusus. Lembar
ini kemudian ditempatkan dalam kasus pelindung. Sebagai pencegahan terhadap
serangan serangga, tanaman ditekan dibekukan atau diracun dan kasusnya
didesinfeksi.Kelompok-kelompok tertentu tanaman yang lembut, besar, atau tidak
bisa menerima pengeringan dan pemasangan pada lembaran. Untuk tanaman ini,
metode lain untuk persiapan dan penyimpanan dapat digunakan. Sebagai contoh,
kerucut konifer dan daun palem dapat disimpan dalam kotak berlabel. Perwakilan
bunga atau buah-buahan dapat diawetkan dalam formalin untuk mengawetkan
struktur tiga dimensi mereka. Spesimen kecil, seperti lumut dan lumut lichen,
sering dikeringkan dan dikemas dalam amplop kertas kecil.Tidak peduli metode
pelestarian, informasi rinci di mana dan kapan tanaman itu dikumpulkan,
habitat, warna (karena mungkin memudar dari waktu ke waktu), dan nama kolektor
biasanya disertakan.
Penggunaan
Herbarium
sangat penting untuk studi taksonomi tanaman, studi tentang distribusi
geografis, dan stabilisasi nomenklatur. Oleh karena itu diinginkan untuk
menyertakan dalam spesimen sebanyak mungkin tanaman (misalnya, bunga, batang,
daun, biji, dan buah). Linnaeus Herbarium ‘sekarang menjadi milik Linnean
Society di Inggris.Spesimen disimpan di herbarium dapat digunakan untuk katalog
atau mengidentifikasi flora daerah. Sebuah koleksi besar dari area tunggal
digunakan dalam menulis panduan lapangan atau manual untuk membantu dalam
identifikasi tanaman yang tumbuh di sana. Dengan spesimen yang tersedia,
penulis panduan ini akan lebih memahami variabilitas dalam bentuk tanaman dan
distribusi alam dimana tanaman tumbuh.Herbarium juga melestarikan catatan
sejarah perubahan vegetasi dari waktu ke waktu. Dalam beberapa kasus, tanaman
menjadi punah di satu wilayah, atau mungkin menjadi punah sama sekali. Dalam
kasus tersebut, spesimen yang diawetkan di herbarium yang dapat mewakili
catatan hanya distribusi asli pabrik. Lingkungan ilmuwan menggunakan data
tersebut untuk melacak perubahan iklim dan dampak manusia.
Banyak jenis ilmuwan
menggunakan herbarium untuk mengawetkan spesimen voucher; sampel representatif
dari tanaman yang digunakan dalam studi tertentu untuk menunjukkan secara tepat
sumber data mereka.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. WAKTU
DAN TEMPAT
Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) dalam mengamati
tumbuhan dataran rendah dan herbarium
ini dilaksanakan pada pukul 08.00-12.30 WIB, tepatnya pada hari minggu
tanggal 8 april 2012. Dan kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini bertempat di Kebun
Raya lipi Purwodadi, pasuruan, Jawa Timur, Indonesia.
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
tulis
2. Papan
dada
3. Tas
4. Buku
tulis
5. Kertas
6. Buku
panduan
C. Cara
kerja
1. Disiapkan
alat tulis yang akan dibutuhkan dalam KKl
2. Disiapkan
tas
3. Disiapkan
buku tulis dan kertas yang akan diperlukan dalam KKl
4. Kemudian
siapkan papan dada untuk membantu menulis saat pengamatan
5. Dan
disiapkan buku panduan saat pengamatan berlangsung
6. Setelah
itu diamati spesies yang ada di kebun raya
7. Kemudian
dicatat nama family dan spesies dengan buku tulis dan alat tulis yang telah
disediakan
8. Kemudian
dicocokkan pada buku panduan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
9. Setelah
itu diamati herbarium di kantor kebun raya lantai 3
10. Kemudian
dicatat spesies serta langkah-langkah pembuatan herbarium basah dan kering
11. Dan
kemudian dicocokkan pada buku panduan nama spesies yang dibuat herbarium basah
maupun kering
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Sejarah Kebun Raya Purwodadi
Didirikan pada tanggal 30
Januari 1941 oleh Dr. L.G.M. Baas Becking. Kebun ini merupakan salah satu dari
3 cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki
tugas dan fungsi spesifik. Kedua cabang lainnya adalah Kebun Raya Cibodas dan
Kebun Raya Eka Karya Bali. Pengelolaan seluruh Kebun Raya ini berada di bawah
tanggung jawab LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Mula-mula kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan. Kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar per-kebunraya-an yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut klasifikasi sistem Engler dan Pranti. Dalam perkembangannya diharapkan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi akan menjadi pusat konservasi dan penelitihan tumbuhan iklim kering di daerah tropis.
Mula-mula kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan. Kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar per-kebunraya-an yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut klasifikasi sistem Engler dan Pranti. Dalam perkembangannya diharapkan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi akan menjadi pusat konservasi dan penelitihan tumbuhan iklim kering di daerah tropis.
Kebun ini merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi spesifik. Kedua cabang lainnya adalab Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Eka Karya Bali. Cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor). Kebun Raya Indonesia merupakan Unit Pelaksana ( Kebun Raya Bogor ), Kebun Raya Indonesia merupakan Unit Pelaksana Teknis yang bernaung dibawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Ketua LIPI Bidang IPA. Yang pembinan sehari-hari dilakukan oleh Kepala Pusaat Penelitian dan Pengembangan ( Pulitbang Biologi ). Pengelolahan seluruh Kebun Raya ini berada dibawah tanggung jawab LIPI ( Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia ).
Lokasi Kebun Raya ini terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Lokasi ini terletak di tepi jalan besar yang menghubungkan 3 kota, yaitu Malang, Surabaya, dan Pasuruan. Jarak dari kota Malang adalah 24 km ke arah utara, dan dari kota Pasuruan 30 km ke arah barat daya dan dari kota Surabaya 65 km ke arah selatan. Luas Kebun Raya Purwodadi sakitar 85 ha, pada ketinggian 300m dpl dengan topografi datar sampai bergelombang. Curah hujan rata--rata per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22º -32oC.
B. Koleksi Herbarium
Karakteristik utama dari kebun raya
adalah koleksi tanaman dan dokumentasinya serta adanya koleksi penunjang
seperti koleksi biji dan herbarium. Koleksi biji
bertanggungjawab untuk pengelolaan material biji koleksi kebun. Sedangkan
herbarium bertugas menyimpan spesimen tanaman koleksi untuk tujuan
identifikasi. Kebun Raya Purwodadi memiliki luas kawasan 85 ha, dengan koleksi
174 suku, 908 marga dan 1,896 jenis. Sementara kondisi koleksi biji tercatat 63
suku, 246 marga dan 373 jenis yang disimpan di bank biji dan 101 suku, 387
marga dan 647 jenis disimpan di museum biji. Demikian pula dengan kondisi
herbarium tercatat 128 suku, 690 marga dan 993 jenis, berupa herbarium kering
1140 spesimen dan herbarium basah 340 spesimen. Material biji dan spesimen
herbarium yang disimpan dalam koleksi penunjang memiliki karakteristik yang
spesifik dan unik. Salah satu koleksi yang menarik dan memiliki berbagai fungsi
dalam kehidupan manusia adalah suku Arecaceae dengan keragaman jenis yang
tinggi di Indonesia. Koleksi Arecaceae di Kebun Raya Purwodadi tercatat 358
spesimen (individu tanaman), 54 marga, 93 jenis dengan 16 marga masih belum
teridentifikasi tingkat jenis. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan
menginformasikan koleksi biji Arecaceae beserta spesimen herbarium Arecaceae
yang dimiliki di Kebun Raya Purwodadi. Hasilnya menunjukkan bahwa 93 jenis
tanaman kebun dari suku Arecaceae yang dikoleksi hanya 88 jenis yang telah
diamati fenologi. Dimana 52 jenis yang tersimpan di koleksi biji dan 18 jenis
yang tersimpan di herbarium.
Sampai dengan januari 2000, herbarium yang telah
dikumpulkan sebanyak 199 suku, 669 marga, 1016 jenis, dan 3531 sheet, Koleksi
herbarium disimpan di ruang tersendiri dan dapat dimanfaatkan untuk umum guna
keperluan penelitian. Biji dari tanaman koleksi dikumpulkan dan
ditempatkan dalam bank biji. Tersedia
indeks seminum yang berisikan daftar koleks biji Kebun Raya Purwodadi. Tercatat ada 80 suku, 295 marga, 462 jenis. Pelayanan pertukaran biji antar instansi atau
pribadi bisa dilakukan melalui Kebun Raya Bogor.
ALAT
DAN BAHAN DALAM PEMBUATAN HERBARIUM
*
Gunting Tanaman
*
Pisau
*
Garpu Tanah (jawa: cethok)
*
Kantung Plastik bermacam ukuran
*
Buku Kecil untuk catatan
*
Label
*
Etiket Gantung
*
Pensil
*
Spidol
*
Kaca Pembesar
*
Altimeter
*
Kertas Herbarium ukuran 29cm X 43cm
*
Pengepres (sasah)
*
Kertas Koran
*
Formaldehid 4%
*
Etil Alcohol 70%
*
Sublimat
*
Asam Cuka
*
Kupri Sulfat
*
Akuades
CARA
PEMBUATAN KOLEKSI
Cara
mengoleksi tumbuhan-tumbuhan yang memiliki perawakan kecil seperti herba atau
semak dapat dikoleksi secara menyeluh. Sedangkan cara mengoleksi pohon-pohon
yang tinggi, liana dan epifit yakni dengan mengumpulkan apa saja yang dimiliki
oleh tanaman tersebut yang diseleksi tanpa merusak tanaman tersebut. Pada
pembuatan koleksi, idealnya harus berisi semua bagian tanaman, seperti akar,
batang, daun, buah, biji, dsb.
Dalam
pengumpulan tumbuhan dilapangan harus memperhatikan hal-hal berikut:
·
Tumbuhan yang akan dibuat herbarium
diusahakan memiliki bagian yang lengkap, dicari yang sedang
berbunga atau yang sedang berbuah.
·
Kumpulkan tanaman dari lapangan, letakkan
dalam vaskulum, kemudian masukkan diantara kertas Koran.
·
Tumbuhan diberi etiket gantung dan diberi
nomor urut, nama singkatan kolektor, dan tanggal pengambilan.
·
Data-data lain dari tumbuhhan tersebut
dicatat dalam buku koleksi, seperti tempat tumbuh, tinggi tempat, keadaan
lingkungan, warna, bau, bagian-bagian dalam tumbuhan, populasi, dll.
Pengeringan
dan Pengawetan
Pengeringan
dan pengawetan bertujuan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh
serangga. Pengeringan spesimen dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
pemanasan oven, pengeringan lampu, pengeringan sinar matahari atau pemberian
bahan kimia.
Pengawetan
a) Di lapangan
1. Menggunakan
Formaldehid 8%
Ambil
botol plastik polietena yang mempunyai ukuran 2,5 l; timbang 250 gr
paraformaldehid, tambah 2 sdt heksamin, masukkan dalam botol plastik; tambah
air mendidih sampai botol penuh; kemudian biarkan larutan itu selama semalam
hingga menjadi formaldehid 8%.
2. Menggunakan
Etil Alkohol 75%
b) Di tempat
penyimpanan
Insektisida
yang digunakan:
·
Kontak: gas sianida, paradichlorobenzena (PBD), dan karbon sulfide
·
Digestive: garam merkuri dan merkuri klorida
c) Herbarium
Kering
· Bahan yang sudah
dikeringkan, dicelupkan pada larutan campuran dari 1000cc Alkohol dengan 40gr
sublimat, hingga basah seluruhnya.
·
Kemudian keringkan sampai benar-benar kering.
d) Herbarium Basah
· Tumbuhan dicuci hingga
bersih, kemudian dimasukkan ke dalam bahan yang terdiri atas campuran 1000cc
akuades, 25cc formalin, 1cc asam cuka, dan 15cc merkuri sulfat.
·
Beri label.
Buku
catatan di lapangan digunakan untuk mengisi label yang akan disertakan pada
spesimen herbarium, meliputi:
1. Nomor
koleksi
2. Nomor
spesimen
3. Suku
4. Lokasi
5. Ketinggian
6. Tanggal
7. Habitat,
meliputi: topografi, tanah, air, dan tipe vegetasi.
8. Nama daerah
SPESIMEN
Spesimen herbarium ditempatkan pada tempat penyimpanan spesimen berupa almari atau rak herbarium dari besi. Penempatan spesimen harus sesuai dengan abjad suku dan menurut klasifikasi yang ada. Klasifikasi itu diantaranya menurut Bessey, Bentham, Hooker atau ahli lain.
Spesimen herbarium ditempatkan pada tempat penyimpanan spesimen berupa almari atau rak herbarium dari besi. Penempatan spesimen harus sesuai dengan abjad suku dan menurut klasifikasi yang ada. Klasifikasi itu diantaranya menurut Bessey, Bentham, Hooker atau ahli lain.
KOLEKSI KHUSUS
Selain koleksi umum, herbarium juga mempunyai koleksi
khusus yaitu seperti koleksi tipe, koleksi sinoptik, untuk pengajaran
identifikasi, koleksi sejarah, dan koleksi hadiah atau koleksi pinjaman.
CARA
KOLEKSI TUMBUHAN PALMAE
Kesulitan
yang dihadapi dalam pembuatan koleksi tumbuhan Palmae:
1. Ukurannya besar,
jadi tidak bisa dikoleksi secara utuh, hanya jenis Palmae
ukuran kecil yang bias dikoleksi secara utuh.
2. Memerlukan jangka waktu yang lama,
karena termasuk tumbuhan yang proses reproduksinya memakan
waktu yang panjang.
3. Ada beberapa yang berumah dua, jadi
untuk membuat koleksi yang utuh harus ada tumbuhan jantan dan betina.
4. Kadang memerlukan perijinan, jika Palmae
yang akan dibuat koleksi tersebut mempunyai nilai ekonomis atau nilai budaya,
maka perlu membuat perijinan, atau bahkan pembayaran pada pihak-pihak tertentu.
5. Pemotretan, hal ini perlu
dilakukan jika waktu yang dimiliki tidak terlalu panjang alias singkat.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemotretan, antara lain:
* Soliter atau
kluster
* Bunga tegak
atau menggantung
* Bersihkan
vegetasi sekitar
* Untuk tumbuhan
berumah dua perlu diambil yang jantan dan betina
* Perlu
gambar-gambar dengan kualitas baik (mahkota bunga, permukaan batang, dll)
Bagian-bagian
yang akan dijadikan herbarium (koleksi):
a)Daun menyirip: ujung daun, rakhis, dan
jarak rakhis dicatat.
b)Daun Palma atau Costopalma keseluruhan daun yang
berbentuk kipas; kecil (seluruhnya), besar (separuhnya dapat dibuang).
c)Batang; jika tidak terlalu besar maka cukup
separuh batang tua, jika besar perlu dibuat potongan melintang (perhatikan ada
tidaknya duri atau bekas menempelnya daun, dsb)
d)Bunga; karena bunga jantan mudah luruh maka
perlu dimasukkan ke dalam amplop, bunga yang masih menempel perlu diawetkan.
e)Rangkaian bunga; aksis rangkaian bunga
masih utuh, bunga masih utuh dengan cabang lateral.
f)Braktea; perlu dikoleksi secara utuh.
g)Buah dan biji; sebagian di buat koleksi
basah, sebagian lagi koleksi kering.
h)Kecambah; dibuat koleksi satu seri stadium
perkembangan.
CARA
KOLEKSI TANAMAN PISANG
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
1. Catat
data-data lingkungan (ketinggian tempat, struktur tanah, dll)
2. Batang semu, meliputi: warna, lapisan
lilin, tinggi dan diameter.
3. Daun, meliputi: tegak/menyebar,
panjang/lebar, warna, lapisan lilin pada tangkai daun, dan tepi tangkai daun.
4. Tandan buah, meliputi:
tegak/menggantung, jarak sisir yang satu dengan yang lain, serta jumlahnya.
5. Buah, meliputi: melengkung ke atas
atau melengkung ke bawah, panjang, diameter, warna sebelum dan sesudah masak.
6. Rakhis, merupakan batang dari tandan
buah di bagian terminal memanjang sesudah buah-buah terbentuk.
7. Jantung pisang, meliputi: bentuk dan
warna.
8. Braktea, meliputi: posisi dan warna
permukaan.
9. Bunga
10.Foto tumbuhan keseluruhan.
CARA
KOLEKSI TUMBUHAN PAKU
1) Ambil tumbuhan fertile.
Bila
kecil ambil seluruhnya, bila besar ambil tangkai bagian basal tumbuhan
(termasuk batang, tempat melekatnya dan bagian ujung); lamina (bagian bawah,
tengah, ujung); sisik dari tangkai ental yang mudah lepas perlu dijaga.
2) Apabila spora yang
dihasilkan oleh ental berbeda, maka ental fertile dan steril perlu diambil.
3) Beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
1.Batang/rimpang: ukuran, bentuk, permukaan,
susunan berkas pengangkut.
2.Tangkai: susunan berkas pengangkut dan
permukaan.
3. Ental: bentuk keseluruhan, tepi dan
vena, sori, letak, bentuk dan susunan.
CARA
MEMBUAT HERBARIUM TANAMAN AIR
Diapungkan dalam air.
Tempelkan kertas karton manila putih yang
dialasi lempeng alumunium berlubang.
Diatur pada air dan biarkan air mengalir
perlahan.
Angkat dari air dan tiriskan agar air
berkurang.
Tutup dengan kain belacu putih dengan ukuran
sama.
PENGGUNAAN
SPESIMEN
Yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan specimen:
a. Selalu dalam keadaan rata atau datar.
b.Pengambilan herbarium dengan menggunakan
kedua tangan, diberi alas karton.
c.Pengambilan sampel secukupnya.
d.Penyimpanan
khusus di rak atau lemari.
e.Jangan sampai tertindih dengan barang lain.
f. Jika terdapat bagian specimen yang
terlepas, letakkan pada amplop dan sertakan kembali pada tempat spesimen.
g.Perbaiki spesimen yang rusak, tentunya
ditempat yang lain.
h.Dilarang mencorat-coret herbarium.
C. Koleksi
Tanaman di Kebun Raya Purwodadi
1.Rubiaceae
Klasifikasi
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas
Sympetalae
Ordo Rubiales
Famili Rubiaceae
Deskripsi.
Pohon
perdu atau herba, kadang-kadang memanjat, dengan daun yang biasanya bersilang
berhadapan atau kadang-kadang berkarang. Daun kebanyakan bertepi rata. Daun
penumpu terletak antara tangkai daun, berlekatan berpasangan, kadang-kadang
terbagi dalam taju. Bunga di ketiak atau terminal, kadang-kadang tunggal,
kebanyakan dalam berbagai bentuk karangan bunga beraturan, kebanyakan
berkelamin 2, kelopak dan mahkota berdaun lekat. Benang sari sama banyak dengan
taju mahkota dan berseling dengannya, tertancap pada tabung atau leher mahkota.
Kepala sari beruang. Bakal buah seluruhnya atau sebaian terbesar tenggelam,
beruang sampai banyak. Tangkai putik 1. Buah sangat bermacam-macam : buah
kotak, buah buni, buah batu atau pecah dalam kendaga. Biji 1 hingga banyak tiap
ruang.
rendah, Urophyllum tumbuh di hutan
dataran rendah dan hutan hujan pegunungan. Di daerah pantropical
terdapat genus Psychtria tumbuh di dataran rendah dan hutan
hujan dataran rendah dan Uncaria tumbuh di hutan primer
dataran rendah, dan hutan hujan sekunder, Cinchona legeriana, Cinchona
succirubra, Cinchona officinalis tersebar di daerah India Selatan.
Morinda
citrifolia L
Genus
ini memiliki habitus perdu atau pohon yang bengkok dengan tinggi 3 – 8 meter.
Buahnya dimakan sebagai sayur dan obat. Contoh :Morinda citrifolia (mengkudu).
Klasifikasi
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
Asteridae
Ordo
Rubiales
Famili Rubiaceae
Genus Morinda
Spesies Morinda citrifolia L.
Deskripsi
Habitat
Tumbuh
liar di tepi pantai dan ditanam di seluruh Nusantara. Tumbuhan ini dapat tumbuh
pada lahan dengan ketinggian 1-1500 m dpl.
Pohon
Pohon
mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok,
berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit
batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal,
tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang
tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan
untuk penopang tanaman lada. Pohon mengkudu sangat potensial untuk
dibudidayakan, karena sifat pohon tersebut yang mudah tumbuh dan tidak
memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi. Pohon mengkudu dapat hidup di
dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu antara 500 – 1.500 meter dpl.
Mengkudu termasuk dalam golongan pohon kopi, soka, kaca piring dan dapat
mencapai ketinggian antara 15-30 kaki. (Farida, 2008: 5)
Daun
Berdaun
tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun
besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x
5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak.
Urat daun menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek,
berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga
lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena
banyak mengandung vitamin A.
Bunga
Perbungaan
mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga
tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal.
Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa
mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing
dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih,
harum.
Buah
Kelopak
bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang
berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal
(segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna
hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih
transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk
piramida, berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak
mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena
pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang
gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang
berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa
ini bersifat aktif sebagai antibiotik. Apabila buahnya sudah masak berbentuk
poligon seperti bentuk kentang. Dalam satu buah banyak terdapat biji. Dalam
satu buah dapat mengandung lebih dari 300 biji. Bentuk biji pipih lonjong,
berwarna hitam kecoklatan, kulit biji tidak teratur/tidak rata.
Jenis_Jenis
Mengkudu
Ada
80 jenis tanaman mengkudu. Menurut HB Guppy, ilmuwan asal Inggris yang
mempelajari mengkudu di awal tahun 1990, sekitar 60% dari 80 spesies tanaman
mengkudu atau sekitar 48 jenis tersebar di berbagai pulau besar dan kecil, di
antaranya berada di Indonesia, Malaysia, Samudera Hindia dan Pasifik. Hanya
sekitar 20 spesies Morinda yang mempunyai nilai ekonomis, antara lain:
1. Morinda
bracteata
2. Morinda
officinalis,
3. Morinda
fructus,
4. Morinda
tinctoria,
5. Morinda citrifolia (mengkudu besar atau mengkudu
laut).Morinda citrifolia adalah jenis yang
paling populer, sehingga sering disebut sebagai “Queen of The Morinda”. Morinda
citrifolia Linn, yang tumbuh tinggi sehingga 8 meter, menghasilkan
buah yang dapat dimakan apabila masak. Khasiatnya untuk membersihkan darah serta
mengatasi penyakit kencing manis. Juga dapat untuk menurunkan tekanan darah
tinggi. Daunnya yang besar dan lebar dilayukan
(di panggang dengan api) dan kemudian diolesi minyak dan ditempelkan pada dada dan
perut untuk mengobati demam dan sakit perut.
6. Morinda
elliptica Ridl yang lebih dikenal sebagai mengkudu hutan atau mengkudu
kecil. Morinda elliptica Ridl mengeluarkan daun yang lebih
kecil dan lebih tirus di bagian ujung dibandingkan dengan daunMorinda
citrifolia Linn. Buahnya juga jauh lebih kecil dan kering. Pucuk
mengkudu Morinda elliptica Ridl enak dimakan sebagai lalapan
untuk menambah selera serta mengobati diare, penyakit menahun dan sakit kepala,
terutama pada penyakit demam. Ia juga merupakan salah satu cara tradisional
yang digunakan orang untuk merawat demam malaria., wasir. Cara mengobatinya
yaitu dengan memilih daun yang tua kemudian ditumbuk hingga halus sebelum di
usapkan pada dubur.
7. Morinda
umbellata Linn atau mengkudu akar. Morinda umbellataLinn
merupakan sejenis pokok mengkudu yang tumbuh secara menjalar dan mengeluarkan
buah berwarna jingga dan berbunga dibagian ujungnya. Akar dan daunnya digunakan
dalam perubatan tradisional untuk mengobati penyakit kulit. Akarnya kemudian
disapu pada bagian kulit yang berbintik-bintik, berpeluh atau ditumbuhi ruam.
Daunnya pula direbus dan diminum sebagai obat cacing.
Mengkudu
yang tersebar di Indonesia antara lain:
1) Mengkudu
tanah merah,
2) Mengkudu padang (Morinda tinctoria Roxb.).
3) Mengkudu
tanah putih atau mengkudu Maluku, yang berasal dari Pulau Butung
4) Mengkudu
Bogor, yang dikenal sebagai “ratu”nya Morinda, karena kemampuannya menyebar ke
seluruh penjuru dunia melalui bijinya, tanpa perlu bantuan manusia.
Mengkudu
merupakan sejenis tumbuhan yang biasa di jumpai dikawasantropika. Mengkudu,
secara bentuk dapat dikategorikan kepada dua jenis yang biasa dilihat yaitu
mengkudu kecil dan mengkudu besar. Dan dapat dikategorikan kepada berbiji dan
tidak berbiji tetapi mengkudu yang tidak berbiji agak sukar ditemui.
Manfaat
Mengkudu
dimanfaatkan masyarakat dari akar sampai buahnya. Kulit akarnya dimanfaatkan
untuk mewarnai benang, kain tenun dan batik. Masyarakat di pulau Jawa
mengkonsumsi buah mengkudu yang tua atau mengkal matang untuk dibuat rujak,
sedangkan buah mengkudu yang matang digunakan untuk membersihkan karat logam,
mencuci rambut (sampoo) dan menghilangkan ketombe. Daun yang masih muda
digunakan untuk membungkus pindang ikan, menyembuhkan sakit pegal linu, sakit
perut, dan menurunkan tekanan darah tinggi. Bunganya digunakan untuk mengobati
radang selaput mata, kudis, bisul, sakit kerongkongan dan batuk, sedangkan
kulit pohon dipakai untuk mengobati bisul, sakit perut dan luka.
Penyebaran
Mengkudu
berasal dari daratan Asia Tenggara dan menyebar sampai China, India, dan
Filipina. Mengkudu pertama kali dibawa bangsa Polinesia pada tahun 100 SM.
Mereka berpindah ke pulau Hawai dengan membawa berbagai tanaman dan hewan.
Salah satu tanaman tersebut adalah mengkudu. Di Hawai mereka menyebutnya Hawai
Magic Plant dan masyarakat bangsa “Barat” menyebut mengkudu(Morinda
Citrifolia) dengan sebutan Queen Of The Morinda.
Mengkudu dapat tumbuh mudah dimana saja, mengkudu tumbuh diberbagai tempat
lewat bijinya yang tercecer ditanah dan pertumbuhannya sangat cepat sehingga
buah yang dihasilkan sangat banyak.
2.Moreaceae
Pohon tanaman memanjat atau perdu, sangat kerap dengan
getah.daun duduknya sangat berlain-lainan, tunggal, daun penumpu rontol atau
tidak roktok,kalau rontok meninggalkan bekas yang jelas atau bersatu.bunga
tersusun dengan bermacam cara, kadang-kadang dalam bulir rapat, kerap kali pada
dinding bagian dalam dari dasar bunga utama yang berdaging. Buah bentuk bola
atau peer yang terbuka pada ujung. Bunga berkelamin satu, berumah 1 atau 2,
bunga jantan, daun tenda bunga 4, lepas atau melekat,kerap kali rontok dan
membesar setelah mekar, bakal buah membesar atau tenggelam, beruang 1, bakal
biji 1,tangkai putik 1-2. Buah
buni, serupa buah batu atau serupa
dengan batu berdinding lunak, kadang-kadang terkumpul menjadi buah majemuk atau
buah semu (Steenis, 1978).
Ficus carica L (buah tin)
Klasifikasi
Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (tumbuhan bunga)
Kelas Magnoliopsida (dikotil)
Sub
Kelas Dilleniidae
Ordo Urticales
Famili Moraceae
Genus Ficus
Spesies Ficus carica
Habitus
berupa pohon,
besar dan dapat tumbuh hingga 10m dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya
cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.
Bunga tin tidak
tampak karena terlindung oleh dasar bunga yang menutup sehingga dikira buah.
Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus, sama seperti serangga yang menyerbuki
jenis-jenis Ficus lainnya.
Yang disebut buah
sebetulnya adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua
anggota suku ara-araan (Moraceae). Buahnya berukuran panjang tiga hingga 5 cm,
berwarna hijau. Beberapa kultivar berubah warna menjadi ungu jika masak. Getah
yang dikeluarkan pohon ini dapat mengiritasi kulit.
Bahasa daerah: ringin (Jawa)
1.
. Klasifikasi tumbuhan
Divisi: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Jenis : Ficus benjamina L.
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Jenis : Ficus benjamina L.
2.
Deskripsi
Pohon besar,
tinggi 20-25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, coklat
kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluar akar gantung (akar udara).
Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya lonjong,
tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3-6 cm, lebar 2-4 cm,
pertulangan menyirip, hijau. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak
bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat,
panjang, 0,5-1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras,
putih.
3. Kandungan kimia dan khasiat
Akar udara mengandung asam amino, fenol, gula. Penyakit yang dapat
diobati : pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik sendi,
luka terpukul (memar), influenza, radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan
(pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis), disentri, dan kejang
panas pada anak.
4.
Penelitian antiangker
Berdasarkan data empiris, beringin
mampu mengobati atau mencegah kanker. Beringin putih mempunyai kandungan yang
sama yaitu saponin, flavanoid, dan alkaloid yang mampu menghambat laju
pertumbuhan sel kanker namun (agen kemopreventif).
5. Manfaat
Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti “pohon”), dikenal sebagai
tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin
berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias ruangan.
Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.
Pohon bodhi sering
dipertukarkan dengan beringin, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda.
Buah
srikaya (Annona squamosa)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Annona
Spesies: Annona squamosa L.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Annona
Spesies: Annona squamosa L.
Srikaya atau buah nona (Annona
squamosa), adalah tanaman yang tergolong ke dalam genus Annona yang berasal dari daerah tropis.Buah srikaya berbentuk bulat
dengan kulit bermata banyak (serupa sirsak). Daging buahnya berwarna putih.
Deskripsi
Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial),
tinggi 2 - 5 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna
keabu-abuan, kulit tipis, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang
miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berseling
(alternate), warna hijau, bentuk memanjang (oblongus), panjang 6 - 17 cm, lebar
2,5 - 7,5 cm, helaian daun tipis kaku, ujung dan pangkal runcing, tepi rata,
pertulangan menyirip (pinnate), permukaan halus Bunga tunggal, muncul di ketiak
daun dan ujung batang, bertangkai, kelopak tebal berwarna hijau kekuningan Buah
semu, bulat mengerucut, warna hijau berbedak putih, 5 - 10 cm, permukaan buah
benjol-benjol, dengan biji berbentuk kepingan kecil - berwarna hitam mengkilat,
berbuah setelah berumur 3 - 5 tahun Perbanyaan Generatif (biji)
Habitat
Habitat
asli Srikaya berasal dari daerah tropis di Amerika, Karibia, Jamaika,
India dan Pakistan. Buah ini ditemukan oleh para pelaut pengelana dari Eropa.
Oleh pelaut Inggris dinamai Sugar Apple atau Custard Apple, yang berarti berasa
seperti puding (custard) yang berbentuk seperti buah apel. Sedangkan kebanyakan
orang Indonesia menyebutnya dengan Srikaya, Sirkaya atau Sarikaya. Sirkaya
lokal banyak berkembang di Madura dan Sukolilo, (Desa Prawoto), Pati, Jateng.
Manfaat
Bagian tanaman srikaya yang dapat digunakan sebagai obat yaitu
buah, daun, akar, kulit kayu, dan bijinya. Akar srikaya berkhasiat untuk
antiradang, antidepresi. Manfaat
daun srikaya yaitu astringen, antiradang,
peluruh cacing usus, serta mempercepat pemasakan bisul dan abses. Biji srikaya
berkhasiat memacu enzim pencernaan, abortivum, anthelmintik, dan pembunuh
serangga.
Walaupun buah srikaya ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan,
namun penggunaannya harus dibawah herbalis berpengalaman. Karena beberapa
bagian dari pohon srikaya ini beracun, seperti rebusan biji, kulit dan akar
pohonnya. Bahkan untuk ibu hamil dilarang minum rebusan biji buah srikaya, karena bisa
berbahaya untuk kesehatan ibu dan janinnya Kenanga
(Cananga odorata)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Cananga
Spesies: Cananga odorata L.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Cananga
Spesies: Cananga odorata L.
Dekripsi
Pohon kenanga mempunyai pohon yang besar dengan diameter batang
mencapai 70 cm dan tinggi hingga 20 meter. Batangnya membulat dan mudah patah
terutama saat masih muda. Daun kenanga tunggal berbentuk bulat telur, dengan
pangkal daun mirip jantung dan ujung daun runcing. Panjang daun mencapai 10 –
23 cm, dan lebar 4,5 – 14 cm. Bunga kenanga muncul
di batang pohon atau ranting bagian atas dengan susunan bunga yang spesifik
menyerupai bintang. Sebuah bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan
mahkota berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau. Susunan
bunga tersebut majemuk dengan garpu-garpu. Bunga kenanga beraroma harum dan
khas. Buah Kenanga berbentuk bulat telur terbalik, sepanjang dua cm, berdaging
tebal, berwarna hijau ketika masih muda, dan menjadi hitam setelah tua.
Habitat
Kenanga
dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai 1200 m dpl., menghendaki iklim panas
dengan curah hujan antara 300 - 500 mm sinar matahari yang cukup dengan suhu 25
- 30 °C
Manfaat
Tanaman Kenanga dimanfaatkan terutama bunganya. Bunga kenanga yang
bearoma wangi dan harus dengan baunya yang khas dapat disuling menjadi parfum
dan bahan kosmetika lainnya. Bahkan sejak dahulu telah dipergunakan sebagai
pengharum tubuh, rambut, pakaian maupun ruangan. Selain itu bunga Kenanga
ternyata juga telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang
mempunyai khasiat untuk obat pembersih sehabis melahirkan, obat sesak nafas dan
bronkhitis, serta obat malaria.
Family lauraceae
Karakteristik family atau suku dari
lauraceae(medanngan - medangan) diantaranya adalah; perawakan(habitus) berupa
pohon atau perdu yang aromatis(kecuali cassyta yang herba memanjat dan
parasit).karbohidrat sebagai cadangan
sering dalam bentuk inulin,
terdapat tanin, juga menghasilkan proantosianin dan biasanya alkaloid dari kelompok benzyl
–isoquinolin dan aporfin, umumnya terdapat minyak atsiri (mengandung monoterpen
dan sesquiterpen) atau sel-sel lender pada jaringan pembuluh(dasuki,1991)
Morfologi daun berdasarkan
pengamatan yang telah di lakukan daun pada suku lauraceae mirip seperti sirih yaitu memiliki sistem
pertulangan daun tiga dan melengkung
Cinnamomum verum
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua )
Ordo: Laurales
Famili: Lauraceae
Genus: Cinnamomum
Spesies: Cinnamomum verum
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua )
Ordo: Laurales
Famili: Lauraceae
Genus: Cinnamomum
Spesies: Cinnamomum verum
.
Morfologi daun berdasarkan
pengamatan yang telah di lakukan daun pada suku lauraceae mirip seperti sirih
yaitu memiliki sistem pertulangan daun tiga dan melengkung, temasuk daun
tunggal, tersebar, jarang yang behadapan atau dalam lingkaran , tanpa stipula,
pada cassytha daun tereduksi menjadi
sisik
Habitat dari suku lauraceae tersebar di
daerah tropis dan subtropics, pusat penyebarannya di Asia tenggara dan brazil.habitat pada spesies
ini di malesa(malasyia, Filipina singapura, indonesia). Habitus spesies ini
berupa pohon
Bunga dalam ramesus, spika, umbela,
atau panikula, setiap bunga aktinomorf, biseksual(kadang – kadang uniseksual),
kaliks 6 sepal dalam 2 lingkaran, bersatu mebentuk tabung pada bagian dasar,
ada hipantium, korola tidak ada, stamen
dalam 4 lingkaran masing- masing 3 helai melekat pada tabung kaliks, 1 atau
lebih lingkaran terdalam dapat berupa staminodium, antera membuka dengan klep,
filamen sering mempunyai sepasang tonjolan nectar pada dasar
sampingnya, pistilum1 dengan ovarium superus, 1 karpel, 1 ruang dan 1 ovul.
Buah baka atau drupa, pada dasarnya
sering terdapat kupula yang berasal dari
kaliks yang persisten, biji dengan embrio yang besar, keping biji mengandung minyak dan pati, asam laurat merupakan bagian
yang tersebar dari lemak biji, tanpa
endosperm.
KAYU ULIN(Eusideroxylon zwagerii )
kLASIFIKASI
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Laurales
Famili: Lauraceae
Genus: Eusideroxylon
Spesies: Eusideroxylon zwagerii T. et B.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Laurales
Famili: Lauraceae
Genus: Eusideroxylon
Spesies: Eusideroxylon zwagerii T. et B.
Umumnya tumbuhan
ulin memiliki diameter batang antara
60-120 cm, sedangkan tinggi batang pada umumnya berkisar antara 20-30 m. Batang
tanaman ulin biasanya tumbuh lurus, tajuk pohon tanaman ulin berbentuk bulat,
rapat dan melebar, susunan daun ulin beselang- seling, daun muda berwarna merah
dan setelah tua berwarna hijau (Fakhrurazi, 2009).
Penyebaran jenis pohon ulin meliputi pulau Sumatera yaitu
propinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Pulau Kalimantan. Di
Luar Indonesia ulin terdapat pula di Malaysia (Serawak, Semenanjung Malaysia,
Sabah dan Brunei Darussalam), kepulauan Sulu dan Pilipina (Pulau Palawan)
(Fakhrurazi, 2009).
Manfaat
Kayu ulin sangat kuat sehingga bisa di buat
bahan bangunan rumah,jembatan dan
perkapalan
Kayu ulin termasuk
pohon yang berdaun sepanjang musim. Ketahanan kayu yang merupakan kelas awet 1
dan kelas kuat 1 sejak dahulu sangat diminati untuk bahan kontruksi terutama
pada daerah yang terendam air (jembatan, dermaga), selain itu dipakai sebagai
papan, sirap dan bagian bangunan lainnya (Balitbang Kehutanan, Samarinda.
2004).
Annona
muricata L.
Klasifikasi
:
Kingdom
Plantae
Subkingdom
Tracheobionta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Sub Kelas Magnoliidae
Ordo Magnoliales
Famili Annonaceae
Spesies Annona muricata
Annona
muricata L. merupakan jenis yang berasal dari berbagai alam yang
luas, dari Peru dan utara Argentina, Paraguay dan Brasil dan utara ke Guyana,
Venezuela, Kolombia dan Meksiko selatan, Trinidad, Lesser Antilles termasuk
Guadeloupe, Martinique dan St Vincent, dan Puerto Rico dan Hispaniola. Hal
ini banyak dibudidayakan di sekitar Iquitos, Peru, dan Rio de Janeiro, Brasil
dan buah yang dipasarkan dalam kelimpahan. Ini adalah buah favorit di
Amazonia Barat. Biji pertama kali diperkenalkan ke Amerika Serikat dari Para,
Brasil, oleh OW Barrett tahun 1908, kedua kalinya dari Parain 1910, dan sekali
lagi pada 1912. Amerika Serikat Departemen Pertanian menerima benih dari Rio
de Janeiro pada tahun 1914. PJ Wester mungkin telah mengambil benih ke
Filipina dimana spesies pertama berbuah pada tahun 1915. Bibit
didistribusikan kepada pelopor di Florida selatan tetapi hanya sedikit populasi
pohon ada di sini hari ini.
Saat
ini di Indonesia dikenal dua kultivar sirsak yang berbeda rasanya, yaitu sirsak
yang rasanya manis asam dan banyak bijinya, jenis ini tersebar luas dalam
jumlah besar. Kedua adalah sirsak yang rasanya manis, lengket di lidah dan
bijinya sedikit, jenis ini dikenal dengan sebutan sirsak ratu karena ditemukan
di Pelabuhan ratu dan baru dikembangkan dalam jumlah kecil di daerah Sukabumi
dan sekitarnya. Buah sirsak termasuk buah semu, daging buah lunak atau lembek,
berwarna putih, berserat, berbiji hitam pipih. Kulitnya berduri, tangkai buah
menguning, aromanya harum, dan rasanya manis agak asam.
Buah
sirsak yang normal dan sudah cukup tua / matang mempunyai berat ± 500 gr, warna
kulit agak terang, hijau agak kekuningan dan mengkilap. Bentuk buah bagian
ujung agak membulat dengan diameter ± 5 cm, diameter bagian tengah ± 7 cm,
serta panjang buah ± 17 cm. Kerapatan duri maksimal 2- 3 buah per 4 cm (diukur
pada bagian buah yang durinya paling jarang), kekerasan daging buah empuk
merata, rasa manis atau manis asam segar dan beraroma khas.
Sirsak
berbentuk perdu atau pohon kecil, tingginya 3-10 m, tajuknya cocok dengan model
arsitektur Troll, bercabang hampir mulai dari pangkalnya. Daun berbentuk
lonjong-bundar telur sungsang, berukuran (8-16) cm x (3-7) cm, ujungnya lancip
pendek; tangkai daun panjangnya 3-7 mm. Bunga-bunganya teratur, 1-2 kuntum
berada pada perbungaan yang pendek, berwarna kuning kehijauan; gagang bunga
panjangnya sampai 2,5 cm; daun kelopaknya 3 helai, berbentuk segi tiga, tidak
rontok, panjangnya sekitar 4 mm; daun mahkota 6 helai dalam 2 baris, 3 lembar
daun mahkota terluar berbentuk bundar telur melebar, berukuran (3-5) cm x (2-4)
cm; 3 lembar daun mahkota dalam berukuran (2-4) cm x (1,5-3,5) cm, pangkalnya
bertaji pendek; benang sarinya banyak, tersusun atas barisan-barisan, menempel
di torus yang terangkat, panjangnya 4-5 mm, tangkai sarinya berbulu lebat;
bakal buahnya banyak, berbulu lebat sekali, kemudian gundul. Buahnya yang
matang, yang merupakan buah semu, berbentuk bulat telur melebar atau mendekati
jorong, berukuran (10-20) cm x (15-35) cm, berwarna hijau tua dan tertutup oleh
duri-duri linak yang panjangnya sampai 6 mm, daging buahnya yang berwarna putih
itu berdaging dan penuh dengan sari buah. Bijinya banyak, berbentuk bulat telur
sungsang, berukuran 2 cm x 1 cm, berwarna coklat kehitamandan berkilap.
Kandungan
Buah sirsak tersusun atas 67% daging buah yang dapat dimakan, 20% kulit, 8,5%
biji, dan 4%.poros tengah buah, dari berat keseluruhan buah. Kandungan gulanya
sekitar 68% dari seluruh bagian padat daging buah. Sirsak merupakan sumber
vitamin B yang lumayan jumlahnya (0,07 mg/100 g daging buah) dan vitamin C (20
mg/ 100 g daging buah), dan sedikit sampai sedang kandungan kalsium dan
fosfornya. Sifat yang paling disenangi orang dari sirsak ini ialah harumnya dan
aromanya yang sangat menggiurkan. Daging buahnya mirip dengan ‘cherimoya’,
warna putihnya yang murni itu sangat stabil, walaupun sedang diolah.
Ø Manfaat
Berbagai
manfaat sirsak untuk terapi antara lain pengobatan batu empedu, antisembelit, asam
urat dan meningkatkan nafsu makan. Dengan mengkonsumsi buah sirsak dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (sebagai obat
agar awet muda). Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk
memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan sembelit. Sari buah sirsak
di dalam sistem pencernaan akan meningkatkan rangsangan nafsu makan. Kegunaan
lain dari sari buah ini adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri,
penyakit kandung air seni dan wasir (ambeien).
Annona
reticulalata L.
Klasifikasi :
Kingdom
Plantae
Subkingdom
Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Sub Kelas Magnoliidae
Ordo Magnoliales
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona reticulata L.
Habitat
buah Annona reticulata L. adalah tumbuh di bawah sinar matahari penuh. Air secara teratur. Berasal dari kawasan Karibia tetapi telah menyebar di seluruh Amerika Tengah dan Selatan, serta Afrika dan Asia.
Buah
Nona (Annona reticulata L.) biasanya
ukurannya lebih besar daripada Annona
squamosa, meskipun daun dan kulitnya mirip. Terkadang buah Nona ada yang
berwarna ungu berbeda dengan buah Srikaya yang umumnya hijau. Sedangkan Sirsak
buahnya seperti ada duri namun tidak tajam dan ukurannya jauh lebih besar
daripada buah Nona atau Srikaya. Buah ini dapat dimanfaatkan sebagai pembunuh
sel kanker.
Pohon
berukuran kecil. Daun bisa sangat cantik tapi pohon sering berbentuk tidak teratur. Pohon ini populer sebagai batang bawah untuk spesies Annona yang lain. Annona reticulata memiliki keuntungan lebih Annona lain,
karena Annona
reticulata cenderung untuk berbuah sedikit di akhir tahun. Daun
lonjong berbentuk pisau pembedah dengan urat kelihatan dan mempunyai bau yang
tidak enak. Bunga-bunga yang tidak pernah terbuka penuh, muncul dalam cluster
terkulai dan mereka yang harum dan ramping, dengan tebal 3 luar, kelopak
sempit, lampu-hijau luaran dan pucat-kuning dengan bintik hitam-merah atau ungu
pada bahagian dalam dan pangkalan.
Buah
majemuk dengan diameter dan boleh simetri berbentuk hati, miring, tidak
teratur, hampir bulat, atau oblate dengan depresi berat atau cetek di
pangkalan. Kulit buah tipis tapi sukar dan boleh kuning atau kecoklatan saat
matang, dengan blush, pink kemerahan atau perang-merah. Ada lapisan tebal,
seperti krim berwarna putih dari perniagaan seperti daging di bawah kulit di
sekitarnya segmen yang juga lembut. Di setiap segmen ada satu biji yang keras
berwarna coklat gelap atau hitam, berkilau, persegi panjang dan halus, kurang
dari setengah inci panjang. Ada di antara 55 dan 76 biji buah. Buah ketika
matang memounyai rasa yang manis dan menyenangkan di rasa. Sedangkan buah yang
masih mentah kaya akan tanin. (Morton, 1987).
Ø Manfaat
Annona reticilata L.
dapat digunakan sebagai pengobatan batu empedu, antisembelit, asam urat dan
meningkatkan nafsu makan. Dengan mengkonsumsi buah sirsak dapat meningkatkan
daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (sebagai obat agar awet muda).
Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk memperlancar pencernaan,
terutama untuk pengobatan sembelit. Sari buah sirsak di dalam sistem pencernaan
akan meningkatkan rangsangan nafsu makan. Kegunaan lain dari sari buah ini
adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri, penyakit kandung air seni dan
wasir (ambeien). Batang dari Annona
reticulata L. juga bisa dimanfaatkan sebagai tonik dan obat diare serta
disentri. Sedangkan kulit dan getah pada batang diperkirakan dapat mencegah
pertumbuhan sel kanker.
Artocarpus heterophyllus
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus
Nama binomial : Artocarpus heterophyllus
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus
Nama binomial : Artocarpus heterophyllus
Nangka
umunya berukuran sedang, sampai sekitar 20 metertingginya. Walaupun ada yang
mencapai 30 meter, batang bulat, silindris,sampai berdiameter 1 meter.Nangka
dinyakini berasal dari India, yakni wilayah ghats bagianbarat, dimana
jenis-jenis liarnya masih didapati tumbuh tersebar di hutanhujan disana, kini
nangka telah menyebar luas di berbagai daerah tropik,terutama di daerah Asia
Tenggara.
Deskripsi
Habitus :
Pohon, tinggi 10-15 m.
Batang :
Simpodial, hijau kotor.
Daun : Pangkal tumpul, panjang 5-15 cm, lebar 4-5 cm,
tangkai panjang + 2 cm, hijau.
Bunga
: Majemuk,
bentukbulir, sllindris, berkelamin dua, di ketiak daun, tangkai bulat
memanjang, hijau,bulir betina silindris, ujung berpon-pori, kepala putik pipih.
Buah : Bum,
bulat atau lonjong, hijau kekuningan.
Biji : Bulat
telur, berkulit tipis, putih.
Akar : Tunggang,
kuning kecoklatan.
MORFOLOGI:
Pohon
nangka
umumnya
berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30
meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya
padat dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian
tumbuhan mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai.
Daun
tunggal,
tersebar, bertangkai 1-4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi
rata, bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5-25 cm, dengan
pangkal menyempit sedikit demi sedikit, dan ujung pendek runcing atau agak
runcing. Daun penumpu bulat telur lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan
meninggalkan bekas serupa cincin.
Akar (
Radix )
Akar
adalah bagian pokok yang nomor 3 ( Disamping batang dandaun ) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan karmusa kar biasanyamempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
·
Merupakan bagian tumbuahn yang biasanya
terdapat di dalam tanah,denagn aranh tumbuh ke pusat bumi ( geotrop ) atau
menuju ke air (hidrotrop ) meninggalkan udara dan cahaya.
·
Tidak berbuku-buku dan juga tidak
berruas-ruas dan tidak mendukungdaun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian
lainnya.
·
Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan
atau kekuning-kuningan.
·
Tumbuh terus pada ujungnya tetapiumumnya
pertumbuhannya kalahdibanding dengan
batang.
·
Bentuknya sering kali meruncing, sehingga
lebih mudah menembustanah.Pada akarpun dapat dibedakan ke beberapa bagian
berikut :
·
Leher akar atau pangkal akar ( Collum ),
yaitu bagian akar yangbersambungan dengan
pangkal batang.
·
Ujung akar ( apex tadici ) bagian akar yang
paling mudah, terdiri dari jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan
pertumbuhan
Manfaat
tanaman
- Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran.
- Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
- Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
- Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan alat musik.
- Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradision
Nangka sebagai Tanaman Obat
- Akar : membantu pengobatan demam, demam malaria
- Daun : bisul
- Biji : mencret/diare
Ramuan : Dua buah nangka yang masih kecil (kebabal nangka)
ditumbuk atau diparut, lalu peras dengan setengah cangkir air. Tambahkan
seujung sdt garam. Kemudian saring. Minum dua kali sehari.
Habitat
Di daerah aslinya, Nangka tumbuh di hutan-hutan selalu
hijau pada ketinggian 400-1200 m. Namun pertumbuhannya dapat berlangsung dengan
baik pada daerah beriklim hangat dan lembap pada ketinggian di bawah 1000 m dpl
dan dengan curah hujan 1500 mm atau lebih. Tumbuhan ini dapat tumbuh pada
berbagai tipe tanah, dan dengan ditanam pada kedalaman yang cukup, memiliki
drainase yang baik, pada tanah alluvial, tanah berpasir atau tanah liat, dengan
pH tanah 6.0-7.5.
SALAK
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus: Salacca
Spesies: Salacca zalacca (Gaertn.) Voss
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus: Salacca
Spesies: Salacca zalacca (Gaertn.) Voss
Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari
Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang
mengatakan bahwa tanaman salak
(Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada
masa penjajahan biji-biji salak
dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh
Indonesia, bahkan sampai
ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.
Salah merupakan salah satu tanaman tropis yang
dikenal dengan nama Ilmiahnya Sallaca zalaca. Buah salak memiliki ciri-ciri segitiga agak
bulat atau bulat telur terbalik, runcing dipangkalnya dan membulat di ujungnya,
panjangnya 2,5-10 cm terbungkus oleh
sisik yang berwarna kuning cokelat sampai cokelat merah yang tersusun seperti
genting, dengan duri kecil yang mudah pututsdi ujung masing-masing sisik.
Salak merupakan slah satu jenis Palmae dari
keluarga Araceae yang tidak tahan
terhadap sinar matahari penuh,
karena itu diperlukan tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian dan
sebagainya. Salak yang pernah ditemukan didunia hingga kini jumlahnya 20-an dan
sebagian besar tumbuh secara alami di wilayah negarakita. Kultivar salak selama
ini cukup dikenal namun pada umumnya konsumen lebih suka buah yang memiliki
rasa manis daging buah yang tebal. Namun biasanya nama salak diambil dari
tempat asalnya. Kandungan buah salak meliputi kandungan air 20-50 %, tanin, serat,
gula, dan mineral. Salak ditanam untuk dimanfaatkan buahnya dan sangat populer untuk dikonsumsi
sebagai buah segar. Selain itu salak dapat di oleh dengan berbagai makanan atau
minuman.
2. JENIS TANAMAN
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca
dransfieldiana JP Mo-gea; S.magnifera JP Mogea; S. minuta; S.
multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu,masih dikenal
salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga
disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum/kumbar (populer di
Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak
berduri,bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae
(palem-paleman),monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti
pada kelapa yangdisebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya
pendek, lamakelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh
tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding
dengan batangnya yang kecil).Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di
Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah
dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut,
enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di
Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner)
Voss yang berbiji 2-3 butir,salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea
yang berbiji 1- 2 butir, dan salak.Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc)
yang berdaging merah. Jenis salakitu mempunyai nilai komersial yang tinggi.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat
manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa
dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar.
Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan
biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang
dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.
4. SYARAT PERTUMBUHAN
4.1. Iklim
1) Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc
dan
Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10
bulan/tahun
dan C : 5-7 bulan/tahun.
2) Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per
tahun
200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah
tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan
atau
kelembaban yang tinggi.
3) Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi
cukup
50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
4) Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban
tinggi,
tetapi tidak tahan genangan air.
4.2. Tanah
1) Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.
2) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 -
7,5.
Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya
membutuhkan kelembaban tinggi.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman salak tumbuh pada
ketinggian tempat 100-500 m dpl.
Livistona
rotundifolia
Kingdom
Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Sub Kelas Arecidae
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Genus Livistona
Spesies Livistona rotundifolia
Palem yang bentuk daunnya setengah lingkaran, mirip kipas yang sedang terbuka, diameter daunnya 30—50 cm dengan tinggi tanaman 60—90 cm (Tinggi dapat mencapai 24 m), memiliki serat seperti benang yang tergantung di antara segmen benang yang seperti jari dan menutup separuh bagian bawah dari tiap-tiap tangkai. Batang ditutupi dengan daun basa. Batang luar meliputi gumbar setebal sekitar 2 jari, dan pada batang yang tua, batang seperti tanduk. Daun lebar, bulat, pendek-pendek dibagi, hijau mengilap. Usia daun menjadi lebih terbagi dan kurang bulat. Bunganya seperti bunga kelapa menghasilkan perbungaan panjang. Buahnya bulat, berwarna merah kemudian hitam, beruang seperti buah kelapa dan dapat dimakan (Dransfield,1
Subkingdom Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Sub Kelas Arecidae
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Genus Livistona
Spesies Livistona rotundifolia
Palem yang bentuk daunnya setengah lingkaran, mirip kipas yang sedang terbuka, diameter daunnya 30—50 cm dengan tinggi tanaman 60—90 cm (Tinggi dapat mencapai 24 m), memiliki serat seperti benang yang tergantung di antara segmen benang yang seperti jari dan menutup separuh bagian bawah dari tiap-tiap tangkai. Batang ditutupi dengan daun basa. Batang luar meliputi gumbar setebal sekitar 2 jari, dan pada batang yang tua, batang seperti tanduk. Daun lebar, bulat, pendek-pendek dibagi, hijau mengilap. Usia daun menjadi lebih terbagi dan kurang bulat. Bunganya seperti bunga kelapa menghasilkan perbungaan panjang. Buahnya bulat, berwarna merah kemudian hitam, beruang seperti buah kelapa dan dapat dimakan (Dransfield,1
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
1. Pengawetan spesimen dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan koleksi kering dan koleksi basah. Kedua cara ini diawali
dengan pengambilan spesimen di lapangan hingga penyimpanan spesimen secara
alfabetis.
Pengaweatan koleksi basah dilakukan menurut
jenis spesimennya. Pengawetan spesimen secara umum menggunakan alkohol 70%,
sedangkan untuk jenis-jenis tertentu seperti golongan Orchidaceae digunakan
campuran alkohol 62% sebanyak 3.100 ml, gliserin 5% sebanyak 250 ml, dan
aquades 33% sebanyak 1.650 ml, kemudian spesimen dimasukkan ke dalam botol dan
ditutup rapat.
Hasil
penelitian di Kebun Raya Purwodadi didapatkan beberapa famili antara lain:
Palmae, Maraceae, Annonaceae dan Rubiaceae.
5.2
SARAN
1.
Peningkatan pengelolaan koleksi herbarium basah di Kebun Raya Purwodadi agar
lebih rapi dan mudah dipahami pengunjung, misalnya dengan menempatkan pada
lemari-lemari khusus yang dilakukan pada herbarium kering. Dan penempatan
tersebut disesuaikan dengan abjadnya.
2.
Penempatan tanaman se-marga akan lebih mudah dipahami. Sehingga pengunjung
dapat langsung mengetahui. Tanaman ini jenisnya beda akan tetapi memiliki
kekerabatan misal dari familinya.
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Kehutanan Kalimantan. 2004. Status Litbang Ulin
(Eusideroxylon zwageri). Samarinda.
Fakhrurazi,
M. 2009. Konservasi Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) di kabupaten Hulu
Sungai Tengah. www.dephut.go.id
de
Vogel EF. (ed.). 1987. Manual of Herbarium Taxonomy: Theory and Practice.
Jakarta: UNESCO. Page. 59-61.